Pengendalian Hawar Daun Jingga pada Tanaman Padi

Bagi para petani padi, tentu ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman tersebut yang akan berpengaruh dan berdampak buruk pada pertumbuhannya. Salah satunya adalah penyakit hawar daun jingga (Red Striped) yang dapat menyerang tanaman tersebut. Maka dari itu, para petani harus mengetahui cara pengendaliannya.

Apa Itu Penyakit Hawar Daun Jingga (Red Striped) yang Menyerang Tanaman?

penyakit hawar daun jingga

Penyakit hawar daun jingga ini juga dikenal dengan sebutan red striped. Dalam hal ini, penyakit tersebut memang tergolong sejenis yang baru, yang pada umumnya menyerang tanaman padi.
Geajala awal yang muncul pada penyakit ini adalah titik-titik kecil pada daun berbentuk lurus yang berwarna jingga atau kekuningan. Jika tananam padi terserang penyakit ini maka gabah pada padi tidak akan terisi penuh.
Penyakit yang satu ini diduga disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp. (putih) dan Baccilus sp (kuning).
Sawah di daerah kabupaten Subang, Jawa Barat merupakan daerah pertama yang diserang oleh penyakit tersebut. Hal ini juga dijelaskan oleh MK pada tahun 1987, di mana penyakit ini disebut sebagai penyakit Bacterial Red Stripe (BRS).
Hingga saat ini,  penyakit tersebut pun tersebar di hampir seluruh Pulau Jawa dan Sumatera, terutama di dataran rendah ( kebanyakan pada daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 100 mdpl). Hal ini pun umumnya timbul pada saat tanaman mencapai stadia generatif, pada musim kemarau.

Bagaimana Pengendalian Penyakit Hawar Daun Jingga (Red Striped) pada Tanaman?

pengendalian hawar daun jingga

Lalu, bagaimana cara pengendalian penyakit red striped yang bisaidilakukan oleh para petani padi itu sendiri?

Perkembangan penyakit HDJ ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor praktek produksi yang dilakukan seperti varietas, pemupukan, jarak tanam, dan pengairan. Maka dari itu, pengendalian penyakit tersebut pun sangat dianjurkan dengan melakukan pengaturan yang terkair dengan faktor-faktor tersebut.
Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa pada keadaan perkembangan penyakitya yang cukup tinggi, terlihat adanya perbedaan reaksi genotipe terhadap penyakit hawar daun jingga yang terjadi secara alamiah. Namun, di sisi lain hal ini pun ini memberikan harapan bahwa usaha untuk memperoleh varietas tahan penyakit tersebut dapat dapat dilakukan.  Misalnya dnegan mengatur pemupukan, jarak tanam, dan interaksi antara kedua faktor tersebut yang berpengaruh nyata terhadap perkembangan penyakitnya.
Hawar daun jingga dapat dikendalikan secara kultur teknis, misalnya dengan pemberian pupuk urea, pupuk SP36, dan pupuk KCl yang dapat menekan perkembangan penyakit tersebut. Selain itu, penyakit ini juga dapat ditekan dengan mengeringkan lahan dengan cara membuka kanopi penanaman yang dapat mengurangi kelembaban serta memperbaiki sirkulasi udara dalam kanopi. Cara pengendaliannya antara lain adalah sebagai berikut:
  • Mengaplikasikan fungisida yang berbahan aktif carbendazim dan benomil yang disemprotkan pada daun dapat menekan munculnya gejala hawar daun jingga.
  • Mengatur jarak tanam lebih lebar supaya mengurangi kelembapan.
  • Melakukan pengairan jarak tanam yang lebih lebar.
  • Melakukan pengairan berselang ketika tanaman sudah mencapai pembentukan malai.
  • Menggunakan pemupukan yang berimbang dan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut.

Corrin NASA merupakan salah satu produk yang dapat diandalkan untuk mengatasi gejala serta penyerangan dari penyakit hawar daun jingga (red striped). Hal ini dikarenakan ada kandungan alami dari produk pertanian tersebut yang bisa menjadi solusi untuk beberapa macam penyakit pada tanaman padi. Produk tersebut merupakan salah satu pengendali hama alami dari Agro Nasa, yaitu  distributor resmi pupuk serta pengedali hama organi PT. Natural Nusantara.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp chat